Mengapa kamu, jika terdapat ratusan bahkan ribuan orang
diluar sana?
Mengapa kamu, jika banyak kemungkinan dia dia atau dia yang
lain mendekatiku?
Mengapa kamu, jika hati yang lama pedih telah terpaut pada
seseorang yang entah, menganggapnya atau tidak.
Mengapa kamu, ketika kedekatan justru malah membuat hati
kian tak menentu?
Mengapa kamu, ketika waktu mulai mengukir rindu di tiap sela
ruangnya?
Dan, mengapa harus kamu, ketika justeru pilu yang terasa jika
membayangkanmu?
Banyak perasaan yang masih mengambang diantara angin-angin
yang menari.
Tanpa kepastian. Tanpa kejelasan.
Dan akhirnya, semua akan hilang
terbawa oleh ringannya tiupan angin itu.
Yang tersisa kini, hanya kehampaan.
Kehampaan yang sebenarnya kita karang sendiri.
Kehampaan yang kisahnya kita lukis
sendiri indah atau tidaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar